Selamat malam para pembaca.
Apa kabar semuanya? Semoga kabar baik sehat selalu ya.
Sudah sekian lama tidak menulis di blog ini, kangen juga rupanya. ingin mencurahkan segenap unek-unek ini di atas papan keyboard. untuk kali ini saya merasa tergelitik untuk menuliskan tulisan dengan tema efek negatif kurikulum merdeka.
Baik, kita mulai saja.
Semenjak diterapkannya kurikulum merdeka, dimana terhitung mulai berlaku pada masa menteri pendidikan masa bakti 2019-2024 dan juga saat itu kedatangan tamu yang tidak diundang yaitu berupa virus corona 19, maka tentu saja arah pendidikan nasional berubah total dari yang sebelumnya menggunakan sekolah tatap muka menjadi sekolah online (daring) sekolah menggunakan zoom, google meet, microsoft team dll.
Pada awalnya banyak orang tua yang kerepotan ngurus anaknya yang sekolah dari rumah karena harus menyiapkan perangkat tambahan baik berupa HP, laptop, komputer dan wifi atau kuota internet yang lebih banyak dari sebelumnya, serta tambahan waktu mengurusi anaknya yang akan sekolah melalui internet tersebut. efeknya orang tua merasa terganggu dan repot sekali dengan kondisi saat itu.
Bukan hanya sekolah online saja yang membuat orang tua kerepotan tetapi juga sejumlah guru yang mendadak harus mengerti IT bagi yang sebelumnya gaptek , guru harus menyampaikan materi dan juga mengatur posisi kamera, speaker, koneksi wifi dan juga kondisi baterai dari gawaynya. ini sangat melelahkan sekali untuk guru-guru tertentu dengan keterbatasan sarana prasarana dan kemampuan yang dimiliki.
Karena hal demikian maka sekolahpun jadi tidak maksimal, al hasil pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yang menurut hemat kami ini merupakan keputusan yang sangat janggal dan susah dimengerti karena sangat bertolak belakang dari kurikulum sebelumnya.
Apa efek dan kebijakan tersebut, akan kami jabarkan dibawah ini:
1. Siswa harus naik kelas terus
+ apapun kondisi siswanya harus naik kelas, baik siswa yang BODOH, Pinter, rajin, suka bolos dll, dengan dalih bahwa setiap siswa memiliki kemapuan dibidang tertentu tidak hanya dibidang akademiknya saja. Ok itu buat sebagian orang tapi tidak buat orang lain.
- Efek negatifnya adalah banyak siswa SD, SMP, dan SMK yang tidak bisa membaca dan baru kenal huruf karena siswa bodohpun naik kelas,
- Efek lain yang ditimbulkan adalah siswa tidak bisa menghitung angka baik tambah-tambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, tetap naik kelas sehingga guru di jenjang berikutnya merasa kesusahan mengajarinya bagaimana bisa ini terjadi, siswa 5+6 tidak bisa ngitungnya hasilnya berapa tanpa bantuan kalkulator, apalagi perkalian dan pembagian, wasalam dah.
- Efek lainnya jika ada salah satu siswa yang tidak naik kelas maka pengawas sekolah maupun dinas akan memberikan warning kepada sekolah untuk segera membereskan perkara tidak naik kelas siswa tersebut.
2. Siswa jadi menurun minat baca dan menulisnya
+ Karena semuanya sudah menggunakan HP dan koneksi internet, maka terlihat siswa lebih pinter dan modern dari pada angkatan sebelumnya.
- Efek negatifnya banyak siswa yang masih terbata-bata membaca tulisan di LKS dan belum bisa menulis dengan tulisan bagus, apalagi di dikte (guru membacakan tulisannya dan siswa menulisnya) itu sangat lemah sekali kemampuannya, banyak siswa tidak bisa nulis dengan cara di dikte, pasti ketinggalan nulisnya.
- Efek negatif lainnya adalah siswa tidak bisa memahami dan mengambil intisari dari bahan bacaan yang sedang dibaca, karena terlalu lama belajar menggunakan HP yang sangat tidak mendidik dengan lihat-lihat wa, ig, tiktok dan fb yang tampilannya beragam dan tidak jelas.
- Minat membaca dan menulis jadi menurun karena tidak terlatihnya setiap hari seperti kurikulum sebelumnya. dan siswa jaman sekarang sepertinya anti banget dengan kegiatan membaca dan menulis apalagi mengerjakan PR atau tugas di buku. siswa sering menolak jika diberikan tugas oleh gurunya.
- Efek negatif berikutnya adalah siswa menjadi bodoh dan tidak memiliki wawasan yang luas karena jarangnya waktu yang dihabiskan untuk membaca buku dan memahami isi bacaan buku.
3. Siswa menjadi kurang sopan, kurang menghargai guru, dan tidak mendengarkan apa yang guru sampaikan di dalam kelas.
+ Karena semua sudah ada di google siswa merasa bisa nyari materi sendiri di google untuk pembelajarannya.
- Efek negatifnya siswa menjadi tidak sopan sama guru, tidak menghargai gurunya saat menyampaikan materi di kelas, siswa semakin acuh tak acuh kepada guru dan teman sekelas, ada gurupun serasa tidak ada guru, dengan cara mainan sendiri, berbicara sendiri, tanpa menghiraukan adanya guru yang ada di dalam kelas.
- Efek negatif lainnya siswa menjadi liar dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata kasar kepada sesama teman meskipun di sekelilingnya ada gurunya, siswa mulutnya gampang mengumpat dan berbohong dengan berbagai alasannya.
- Efek negatif selanjutnya adalah siswa menjadi gampang naik emosinya dan semakin tidak terkendali.
4. Siswa merasa tidak betah duduk dikursi di dalam kelas.
+ Karena seringnya bergerak atau berpindah-pindah tempat duduk sehingga siswa menjadi sehat dan mencegah terjadinya lemak jenuh.
- Efek negatifnya adalah siswa menjadi gusar jika duduk di kursi yang kondisinya sedang berjalannya jam pelajaranya. karena hal itu maka siswa banyak sekali yang mondar-mandir izin ke toilet, padahal di toilet tidak ngapa-ngapain. hanya menghindari duduk di kelas saja.
- Efek negatif selanjutnya adalah kelas menjadi tidak setabil, kursi meja menjadi miring sana-miring sini tidak karuan, dan diluar kelas menjadi banyak orang karena pada izin ke toilet itu tadi.
5. Banyak guru yang tidak fokus dengan bahan ajarnya.
+ Orientasi lebih kepada siswa.
- Karena banyaknya dokumen, berkas administrasi yang harus di penuhi sehingga guru mengenyampingkan dari tugas utama mengajar siswa, fokusnya terbagi menjadi berkas yang harus segera di buat, dan di upload untuk berbagai kebutuhan.
- Guru yang semakin cuek terhadap siswa yang membutuhkan perhatian khusus, karena jika guru menegur atau melakukan tindakan hukuman terhadap siswa, maka banyak orang tua siswa jaman sekarang yang tidak terima dan melaporkan kasusnya ke polisi, seperti kasusnya yang sedang viral saat ini yaitu : Ibu Guru Suryani, Bapak guru yang di ketapel matanya oleh orang tua siswa, guru yang di cukur gundul oleh orang tua siswa. #kenapa hal itu bisa terjadi, karena tidak adanya kepastian hukum yang membela guru untuk melakukan hukuman terukur kepada siswa, sehingga siswa kebandelannya sekarang meraja lela.
Cukup 5 saja dulu pembahasan kita kali ini, nanti akan di lanjutkan lagi di kemudian hari. terima kepada yang sudah membacanya.
Sumber : Pengamatan pribadi, sebagian dari berita di televisi, dan lingkungan di tangerang,
Salam cerdas luar biasa.